Di mana ada kemauan, di situ ada jalan
Begitulah kurang lebih kata-kata motivasi yang tertulis pada bagian sampul kitab milik salah satu siswi. Tulisan yang singkat, tapi sangat padat maknanya.
Siang hari saat itu, suasana di sekolah sangat syahdu, tenang dan nyaman.
Sejuknya udara, terangnya ruangan, eloknya pemandangan sekitar sekolah, seakan membius diri saya, sehingga bisa melupakan rasa penat seharian di sekolah. Full dari pagi hari hingga sore, ± pukul 07.00—16.30.
Ditemani dengan tumpukan kertas dan buku para siswi untuk dikoreksi hasil tugas belajar mereka.
Tiba-tiba terselip tulisan pada bagian sampul kitab milik salah satu siswi, “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan”.
Awalnya, saya tidak terlalu memperhatikan tulisan tersebut, tetapi setelahnya saya baca ulang tulisan tersebut. Rupanya, ada pesan tersirat dari tulisan singkat tersebut.
Iya, tulisan itu memang singkat.
Namun, setelah dicermati, ternyata sangat penting untuk digali kandungan maknanya.
Saya paham bahwa dengan dia menulis kata-kata tersebut pada kitabnya, supaya bisa sering teringat.
Karena, dengan mengingat tulisan singkat tersebut dan memahami kandungannya, dapat menghilangkan rasa bosan dalam belajar, tidak banyak berkeluh kesah atas kesulitan belajar yang dialaminya.
Selain itu, ia dapat:
- bersegera bangkit dan berjuang menggapai cita-cita mulianya menjadi pribadi yang memiliki ilmu agama,
- berusaha untuk selalu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk memurajaah pelajaran yang belum difahaminya,
- tidak mudah menyerah dan putus asa saat kesulitan belajar menghampiri,
- dan lain-lain.
Jika pada dirinya ada kemauan dan kesungguhan, pasti ada jalan menuju keberhasilan. Biidznillaah.
Sebenarnya, kata-kata tersebut bukan hanya berlaku pada soal belajar.
Namun, lebih luas daripada itu. Berlaku pada seluruh aspek kehidupan.
Di mana seseorang menginginkan untuk menggapai cita, maka ia harus berjuang, dan memupuk perjuangannya demi menjemput adanya jalan keluar menuju keberhasilan.
Contoh yang sering dijumpai, dalam masalah belajar.
Banyak dari penuntut ilmu saat dia mengalami kesulitan dalam menghafal, memahami pelajaran, tiba-tiba pupus semangat belajarnya. Hal itu dikarenakan dia sudah terlanjur putus asa.
Padahal, jika dia mau untuk:
- berusaha lebih maksimal lagi,
- lebih pandai dalam mengatur waktu,
- meninggalkan hal-hal yang penuh kesia-siaan,
- memanfaatkan waktu untuk banyak-banyak mengulang hafalan,
- memurajaah pelajaran,
- meminta penjelasan ulang kepada teman,
jika dia memiliki kemauan dan kesungguhan, pasti akan ia lakukan hal tersebut.
Dengan yakin, ia berusaha supaya dirinya bisa lebih baik lagi dalam thalabulilmi-nya.
Sungguh, hal itu selaras dengan firman Allah dalam surat al-Ankabut: 69,
والذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan Kami), benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami”.
Jadi, semuanya itu kembali kepada kemauan dan kesungguhan pada diri masing-masing.
Nasihat dan motivasi seorang guru, teman, ortu dan siapapun itu tidak akan mengubah keadaan seseorang, jika dia belum diberi taufik oleh Allah …
… untuk bisa menyadari dan memahami bahwa dirinyalah yang sebenarnya akan menuai manfaat dari nasehat dan motivasi tersebut.
Maka dari itu, berjuanglah sekuat tenaga untuk menggapai cita-cita yang kau inginkan. Apa pun yang menjadi taruhannya, pasti akan kau korbankan.
Jika ada kemauan, di situ ada jalan.
Selaras perjalanannya antara doa, usaha, dan tawakkal.
Tidak lupa banyak-banyak memohon pertolongan kepada Allah supaya selalu diberi taufik untuk menepati kebenaran dalam setiap langkahnya, dan diberi kemudahan serta pertolongan dalam menempuhnya.
احرص على ما ينفعك و استعن بالله ولا تعجز
“Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah”. (HR. Muslim)
Salam semangat dari penuntut Ilmu yang haus akan ilmu!